Pages

Jumat, 14 September 2012

tanpa judul

Kemanakah aku harus pergi
Membawa sayatan sayatan pilu hati

Kemanakah harus kubawa
Tetes tetes duka nan kau torehkan dijiwa


Aku tak mengerti
Mengapa harus ada rasa kecewa

Tajamnya mata panah asmara nan menghujam
Takkan kuratapi meski luluh tubuh seakan mati

Ku anggap itu belaian lembut meski bak sembilu

Jiwa tertambat sunyi
Rasa merajam sepi
Berkabut duka sukma melara

Secuil pun Dewi malam enggan tampakkan wajahmu
Kasih…




(Karya: Adikku :D)

MALAM

Malam...
Selepas rindu menggebu
Tiada lagi pesan tersampaikan
Tiada lagi warna seindah pelangi

Malam...
Selepas jedamu, jika ditakdirkan aku masih hidup
Aku akan tetap merindunya sampai akhir hayatku
Aku akan tetap memujanya sampai mata terpejam

Malam...
Kusangka cerah petang sampaikan salam
Rupa"nya kabar duka kudapatkan darinya

Jika waktu dapat ku putar kembali
Kan ku ukir bait" rindu dihatinya
Seperti kata" mesra yg pernah ku bisikkan di telinganya

Tapi sayang...
Waktu berlalu tak mungkin kembali
Kini hanya tertinggal sebuah kenangan
Mengusik jiwa menggaduh sukma

Malam...
Purnama kini tampaklah buram
Seperti detik waktu tertiup angin
Tertutup awan kelabu tanpa ditemani sang bintang

Jelaskan padaku !

Dan tolong jelaskan mengenai kehidupan ini,
tolong beri penawar yang cukup untuk menyembuhkan.

Sepertinya aku berlari sambil menangis,
memburu engkau yang jauh dari sisiku.

Aku sering jatuh,
lalu bangun,
kemudian jatuh lagi berkali kali,
pun bangun sendiri tanpa ada yang memapah.

Semua itu demi engkau, kekasih.
lalu apa engkau begitu mudah mengurai benang yang sudah aku sulam sedemikian rumit,
kumohon jangan lakukan itu!.

Mungkin aku sudah tidak manusia normal,
aku seperti ada dalam dirimu,
nyawaku seperti bersemayam diantara;
matamu, hidungmu, ucapanmu, dan seterusnya.

Mungkin aku tidak bisa berdiri,
kalau tidak mengingat dirimu sebelumnya,
dan itu hampir tiap hari, tiap malam terjadi dibenakku.